SURABAYA, hks-news.com|
Jutaan umat muslim sudah menunggu kedatangan hari raya idul adha. Bagi masyarakat Indonesia, idul adha bukan hanya dimaknai tentang pendekatan diri kepada tuhan serta sebagai wujud peringatan ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, namun juga sebagai hari raya makan-makan. Beragam hidangan tersedia di meja makan.
Melihat hal tersebut, perlu kebijaksanaan untuk mengonsumsi makanan di hari raya. Dosen Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Universitas Airlangga (Unair), Lailatul Muniroh SKM MKes, mengatakan bahwa konsumsi harus disesuaikan dengan kebutuhan gizi individu dan keseimbangan dalam pola makan.
“Setiap individu memiliki kebutuhan gizi yang berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas, dan kondisi kesehatan,” ujarnya.
Ia pun menambahkan bahwa porsi daging kurban untuk konsumsi setiap harinya harus sesuai dengan panduan pemenuhan kebutuhan protein dan zat gizi lainnya.
Selain itu, konsumsi daging juga harus seimbang dengan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan, biji-bijian, hingga produk kedelai lainnya layaknya tahu dan tempe.
Selain itu, apabila masyarakat mengonsumsi daging kurban yang memiliki lemak cenderung tinggi, pastikan untuk mengimbanginya dengan pilihan makanan rendah lemak di waktu yang lain.
Menghindari konsumsi daging yang berlebihan juga penting untuk menjaga keseimbangan diet. Pada akhirnya, Diversifikasi pola makan akan membantu memastikan asupan gizi yang seimbang.
“Selain daging kurban, pastikan untuk mengonsumsi beragam makanan lain termasuk sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan makanan lain yang kaya serat, vitamin, dan mineral,” tambahnya.
Tidak hanya perihal bijaksana dalam mengonsumsi, ia pun berpesan untuk bijaksana saat mengolah. Pastikan daging diolah dengan baik dan sesuai dengan standar kebersihan dan kehigienisan. Tetap jaga kebersihan selama proses pemotongan, penyimpanan, dan pengolahan untuk mencegah kontaminasi bakteri atau patogen. (Yul)