SURABAYA, hks-news.com|

Universitas Airlangga (Unair) tak henti-hentinya mencetak alumni unggul di berbagai bidang. Salah satunya Muhammad Fairuzzuddin Zuhair, alumni dan aktivis dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) 2019 yang kini menjalankan bisnis sarang burung walet di bawah naungan PT Lentera Alam Nusantara.

Merintis Bisnis Sejak di Bangku Kuliah

Semasa menempuh studi, Fairuz, sapaan karibnya, memiliki ketertarikan menekuni dunia wirausaha. Ia kemudian kerap mengikuti berbagai program kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan (PPKK) yang saat ini berganti menjadi Direktorat Pengembangan Karir, Inkubasi Kewirausahaan, dan Alumni (DPKKA) Unair.

“Sejak awal perkuliahan, saya pribadi punya intensi serius untuk meneruskan impian bisa mendirikan perusahaan yang bermanfaat bagi banyak orang. Nah, beberapa keinginan itu terealisasi dari hal-hal kecil dengan aktif ikut beberapa kegiatan kampus,” tutur Fairuz, Senin (26/6/2023).

Tidak hanya ilmu berbisnis, dirinya juga memperkaya diri dengan bekal pengalaman organisasi dan kepanitiaan. Ia pernah menjabat sebagai wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNAIR 2018, ketua AMERTA 2017, ketua Bursa Eksakta FST 2016, serta masih banyak lagi.

Usaha peraih gelar sarjana berprestasi wirausaha itu berbuah manis saat topik skripsinya lolos pendanaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC). Ia bersama tim menggagas prototipe software digital marketing berbasis Artificial Intelligence yang akhirnya berhasil menyabet medali perunggu pada ajang PIMNAS ke-32.

Selama pengerjaan proyek tersebut, muncul ide membangun bisnis di bidang budidaya dan pengolahan sarang burung walet dengan optimalisasi teknologi. Ia pun mengajak rekan organisasinya antara lain Maulana Satria Aji (FKM), Muhammad Taufikul Yakin (FEB), M Alifuddin Firmansyah (FIB), dan Dany Ali Syafii (FISIP).

Dari Aktivis Jadi Pebisnis

Menggeluti dunia bisnis tak lantas menyurutkan semangat aktivitisme Fairuz. Lewat startup Markas Walet, ia telah membantu lebih dari 500 petani sarang walet dalam memasarkan hasil panen mereka.

“Dulu saat di BEM karena passion-nya pengabdian masyarakat sehingga di perusahaan sedikit banyak kita berfokus membuka lapangan pekerjaan. Alhamdulillah, tim saya punya prinsip yang sama,” ujar alumnus Matematika FST Unair itu.

Menurut Fairuz, organisasi mahasiswa dapat menjadi wadah untuk mengembangkan soft skill. Di antaranya meliputi manajemen waktu, kerja sama tim, kemampuan beradaptasi, dan delegasi.

“Berkomunitas atau berorganisasi tetap harus menjadi budaya di lingkup kampus karena walaupun itu akan menyita banyak waktu, namun investasi waktu saat perkuliahan bisa bermanfaat setelah lulus nanti,” terangnya.

Tantangan

Di balik kesuksesan Fairuz menjalankan startup Markas Walet, ia sempat melewati fase jatuh bangun. Mulai dari permasalahan produksi, pemasaran, bahkan ditipu pembeli. 

“Pelajaran-pelajaran ini kita dapat secara nyata di dunia usaha dan kita dipaksa untuk adaptif menyelesaikan kendala tersebut,” imbuhnya.

Pada akhir, PT Lentera Alam Nusantara terus berkomitmen dalam mengembangkan ekosistem sarang walet hingga ke pasar global. Startup yang resmi berdiri sejak tahun 2019 itu juga telah menyelenggarakan lokakarya di 20 wilayah di Indonesia. (Yul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *