SURABAYA, hks-news.com|

Universitas Airlangga (Unair) resmi menerima 2.672 mahasiswa baru pada jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2023. Dari jumlah tersebut, terdapat lima mahasiswa baru yang masuk ke dalam kategori mahasiswa termuda Unair jalur SNBT. 

Salah satunya ialah Arsinta Pramita Putri. Di usianya yang ke 16 tahun 3 bulan, Arsinta sapaan akrabnya berhasil lolos seleksi SNBT 2023 pada program studi S1 Keperawatan, Universitas Airlangga (Unair). 

Arsinta menyampaikan bahwa ia sangat bersyukur dan tidak pernah menyangka bisa lolos seleksi SNBT 2023 di Universitas Airlangga (Unair). Impiannya untuk berkuliah di bidang kesehatan akhirnya dapat terwujud. Ia mengaku, perjuangan untuk mendapatkan satu kursi di PTN tidaklah mudah.  

Dukungan Pondok Pesantren

Gagal pada jalur SNBP tidak membuat Arsinta menyerah begitu saja. Ia justru belajar lebih giat agar bisa lolos pada jalur SNBT. Perubahan mekanisme dan kurikulum tes, kata Arsinta, sempat membuatnya tidak percaya diri. Namun, pihak pondok pesantren memberikan dukungan persiapan SNBT secara maksimal kepada seluruh siswa.  

“Pihak pondok tidak hanya mengajarkan pelajaran sekolah seperti kimia, fisika, atau biologi saja. Ketika kurikulum SNBT berubah dan hanya ada TPS saja, pihak pondok juga melakukan banyak upaya, seperti mengadakan try out dan mengerjakan soal TPS setiap hari,” ujar alumnus MA Unggulan Amanatul Ummah Pacet itu.

“Selain memanfaatkan pembelajaran dari pihak pondok, saya juga belajar mandiri. Saat malam, saya belajar dengan buku-buku pelajaran yang saya bawa dari rumah. Terus, saat liburan juga saya banyak belajar dan tidak banyak main HP,” tambahnya. 

Termotivasi Ibu

Lebih lanjut, Arsinta mengatakan bahwa berkuliah di bidang kesehatan sudah menjadi impiannya sejak lama. Ia bercita-cita ingin menjadi seorang perawat profesional di kemudian hari. Selain motivasi dalam diri, ia juga termotivasi oleh ibunya yang saat ini bekerja sebagai salah satu staf di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 

“Ibu saya pernah bilang, zaman sekarang sudah banyak teknologi AI yang sudah menguasai banyak bidang pekerjaan. Menurut ibu saya, bidang kesehatan tidak bisa tergantikan oleh AI (Artificial Intelligence, Red). Jadi, ibu mengarahkan saya untuk masuk kedokteran atau keperawatan,” ujarnya.

Merupakan Siswa Akselerasi

Arsinta merupakan salah satu siswa yang lolos program akselerasi saat SMA. Sebagai siswa akselerasi, tidak jarang dirinya mengalami kesulitan untuk memahami materi pembelajaran. Selain itu, padatnya kegiatan di pondok pesantren juga kerap membuat ia kelelahan saat belajar di dalam kelas. Namun, berkat kerja keras dan semangatnya, ia berhasil bertahan. 

“Saya selalu bertanya pada guru saat pembelajaran berlangsung. Saat malam hari, saya juga selalu bertanya kepada teman-teman saya jika ada materi yang belum saya pahami,” ucapnya. 

Terakhir, Arsi berharap bisa memberikan manfaat bagi banyak orang dengan ilmu yang ia peroleh saat kuliah nanti. Di samping itu, ia juga berharap bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. (Yul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *