SURABAYA, hks-news.com|

Ada yang menarik dari kloter 28 yang masuk ke Asrama Haji Surabaya. Bunga mawar sintetis bertengger di kepala para jemaah haji wanita. Bunga mawar berwarna merah, kontras dengan kerudung berwarna hijau.  

Saat ditanya, Sumiyah, salah satu jemaah yang memakai bunga mawar ini mengatakan, bahwa bunga tersebut sebagai simbol untuk memudahkan koordinasi di lapangan.

“Kami memakai bunga mawar juga slayer ini untuk memudahkan kami berkoordinasi dengan teman-teman,” ujarnya.

Bahkan ia mengaku dirinya tidak keberatan mengenakan bunga mawar tersebut.

“Senang sekali. Terlihat sangat manis. Insya Allah akan dipakai terus sebagai tanda pengenal kami,“ tuturnya.

Saat ditelusuri, jemaah yang memakai bunga mawar berasal dari salah satu KBIHU di Lamongan. 

Kyai Said yang memimpin rombongan dari Lamongan ini menuturkan, mengapa para jemaah wanita memakai mawar.

“Kami dari KBIHU Mawar, dari pondok pesantren Matholi’ul Anwar yang disingkat dengan mawar,” paparnya.

Kyai Said menceritakan bahwa sebelumnya, jemaah wanita yang tergabung dalam KBIHU Mawar, memakai bordir lambang garuda di kerudungnya sebagai tanda pengenal. Namun karena pembuatannya yang lama, akhirnya diputuskan memakai mawar sintetis. Sedangkan untuk jemaah laki-laki memakai kopiah dengan lambang bendera merah putih.

Ia menegaskan bahwa pemakaian tanda pengenal ini untuk memudahkan koordinasi, pengawasan dan menjadi pembeda dengan Jemaah lainnya.

“Membedakan jemaah kita dan yang lainnya. Dengan memakai identitas mawar, slayer, dan kopiah,” pungkas lelaki yang sering disebut dengan nama Kyaine Ndewek tersebut.(Yul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *