SURABAYA, hks-news.com| Tujuh mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) berhasil mengukir prestasi membanggakan di kancah internasional. Mereka adalah Sulthan Fathi Nur Alauddin, Muhammad Anang Jazuli, Firman Hidayat, Aqilla Ayu Cahyani, Shifa Salsa Bila, Dewi Sita Agustin Choiriah, dan Siti Khofsoh Ratu Perwira Negara.
Mereka berhasil meraih medali emas dalam ajang World Youth International Exhibition (WYIE) 2023 pada Sabtu, (13/5/2023) di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia. Mengusung isu Sustainable Development Goals (SDGs), tahun ini WYIE berhasil menggaet lebih dari 500 peserta di seluruh dunia.
Edible Coating dari Limbah Makanan
Sulthan Fathi Nur Alauddin mewakili tim menyampaikan bahwa mereka menggagas sebuah ide berupa produk bernama Chitostar, edible coating untuk buah dan sayur. Produk tersebut terbuat dari bahan limbah kulit udang dan kulit singkong yang telah melalui proses ekstraksi sehingga menjadi kitosan dan pati. Setelah melalui proses itu, kedua limbah tersebut dapat menjadi pelapis buah dan sayur yang aman untuk dikonsumsi.
“Ide tersebut berawal dari keprihatinan tim terhadap isu lingkungan, terutama limbah makanan yang berlimpah. Harapannya, optimalisasi produk makanan dapat meningkat, baik dari proses panen hingga konsumsi. Sehingga, kelestarian lingkungan dapat terjaga hingga generasi jauh ke depan,” jelasnya.
Lelaki yang akrab dipanggil Fatih itu melanjutkan, produk yang mereka usung memiliki beberapa keunggulan daripada produk edible coating lainnya. Keunggulan tersebut di antaranya dapat dikonsumsi langsung, mengurangi dehidrasi pada buah atau sayur, mencegah terjadinya pertukaran gas berlebih atau oksidasi, menjaga tampilan dan tekstur makanan, dan terbuat dari bahan organik.
Tantangan dan Tips Lomba
Fatih bercerita bahwa mengikuti kompetisi internasional bukan sesuatu yang mudah. Menurut ia, kegiatan internasional membutuhkan kemampuan bahasa inggris yang mumpuni. Menyadari hal itu, ia dan tim dari awal berupaya mempersiapkan modal tersebut agar siap berkompetisi.
“Akan sulit apabila kita kewalahan menangani banyak pengunjung dengan bahasa dan logat yang berbeda-beda. Jadi, ada baiknya mempersiapkan template teks, naskah, ataupun tanya jawab. Dan, jangan lupa untuk perbanyak latihan,” ujar mahasiswa teknik lingkungan itu.
Terakhir, ia tidak lupa membagikan tips kepada mahasiswa lain yang ingin mengikuti lomba internasional. Pertama, memiliki sikap optimis dan membangun mindset juara sejak dini. Kedua, memiliki lingkungan suportif, baik teman maupun organisasi.
Ketiga, mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kegiatan internasional yang akan diikuti. Terakhir, mau bertanya dan berkonsultasi kepada rekan yang paham betul dengan kegiatan serupa. (Yul)