Labuan Bajo, hks-news.com|
Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menutup Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN 2023 yang berlangsung di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagai pemangku jabatan keketuan, Indonesia telah menyiapkan sejumlah isu yang akan diusung dan dibahas bersama para pemimpin negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa Indonesia membawa 11 isu yang dirundingkan dalam ASEAN Summit ke-42.
Adapun isu-isu yang dimaksud ialah chair statement, visi pasca-2025, penguatan kapasitas ASEAN, keanggotaan Timor Leste, krisis Myanmar, pencegahan perdagangan orang, pekerja migran, pekerja perikanan, sektor kesehatan, jejaring desa, kendaraan listrik, dan pembayaran yang saling terhubung.
Hasil Kesepakatan KTT ASEAN 2023
Sejumlah isu pun telah disepakati bersama oleh para perwakilan negara. Dilansir dari laman ASEAN, berikut ada sejumlah kesepakatan dalam KTT ASEAN 2023.
1. Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Dalam KTT ASEAN 2023 disepakati penggunaan kendaraan listrik. Peran signifikan kendaraan listrik sebagai upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, percepatan transisi energi, dekarbonisasi sektor transportasi darat di wilayah tersebut, mencapai net-zero target emisi, dan meningkatkan ketahanan energi di setiap negara anggota ASEAN
Para perwakilan negara ASEAN berkomitmen mengembangkan ekosistem kendaraan listrik regional yang melibatkan seluruh anggota ASEAN dan peningkatan industri kendaraan listrik serta
membangun ASEAN sebagai pusat produksi global untuk industri kendaraan listrik.
2. Perang Terhadap Perdagangan Manusia
Para pemimpin ASEAN sepakat bekerjasama dan berkoordinasi terhadap Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) akibat penyalahgunaan teknologi melalui berbagai mekanisme regional dan inisiatif ASEAN.
Termasuk di dalamnya dengan meningkatkan penegakan hukum di masing-masing negara anggota dan badan-badan terkait melakukan kapasitas untuk menyelidiki, mengumpulkan data dan bukti, mengidentifikasi korban, serta investigasi bersama terkait TPPO.
3. Penyelesaian Krisis Myanmar
Melalui maklumat bersama, para pemimpin ASEAN mendukung Presiden Joko Widodo atas tindakan penyerangan tim bantuan kemanusiaan regional (AHA) Center dan Tim Pengawas ASEAN di Kotapraja Hseng, negara bagian Shan, Myanmar utara. Seluruh negara mendorong implementasi Konsensus Lima Poin atas krisis Myanmar.
4. Konektivitas Pembayaran
Para pemimpin ASEAN mulai menyiapkan peluang inovasi pembayaran lintas batas. Selain itu, juga mendorong penggunaan mata uang lokal untuk transaksi regional dilakukan demi mendukung peran otoritas sektor keuangan.
Kerja sama lebih lanjut dibutuhkan dalam memajukan konektivitas pembayaran regional dan memfasilitasi interoperabilitas sistem pembayaran lintas batas, meningkatkan infrastruktur, percepatan adopsi pembayaran digital, pengembangan sumber daya manusia, penguatan keamanan siber, dan lain-lain.
5. Perlindungan Pekerja Migran
Para pemimpin ASEAN juga menyepakati perlindungan bagi pekerja migran. Kebijakan untuk memasukkan bantuan bagi pekerja migran lintas area di semua tahap kesiapsiagaan krisis, respons dan pemulihan untuk spesifik kebutuhan pekerja migran, khususnya perempuan dan keluarga yang sudah bertempat tinggal dengan mereka dalam situasi krisis.
Selain itu, kesepakatan lain adalah memberikan perlindungan dan pemajuan hak-hak pekerja migran, perawatan kesehatan, dukungan psikososial, perlindungan sosial, dukungan mata pencaharian pada saat cuti, sakit atau cedera, dan kembali ke negara asal mereka.
Sumber : tempo.co