SURABAYA, hks-news.com|
Asam lambung yang diproduksi secara berlebihan akan berimbas pada naiknya cairan tersebut ke kerongkongan. Ketika fungsi kerongkongan terganggu, maka kerongkongan tidak akan menutup dengan benar dan membuat isi perut kembali ke kerongkongan, sehingga menyebabkan gejala asam lambung.
Kondisi melemahnya otot kerongkongan tersebut dikenal dengan nama gastroesophageal reflux disease (GERD). Namun, orang awam lebih mengenalnya dengan sebutan penyakit asam lambung.
Saat menelan, otot di bawah kerongkongan alias sfingter esofagus akan rileks dan membuat makanan serta cairan mengalir ke perut, setelahnya sfingter akan menutup kembali. Namun, masalah pada otot kerongkongan membuat asam lambung naik kembali ke kerongkongan
Tanda asam lambung mulai memburuk
Jika Anda menderita asam lambung, terutama dalam kondisi kronis atau GERD, tentu akan dengan mudah menyadarinya ketika semakin parah.
Saat GERD mulai memburuk, Anda mungkin memperhatikan gejala, seperti mulas dan regurgitasi akan terjadi lebih sering. Dari sekali atau dua kali per minggu menjadi setiap hari.
Beberapa gejala yang mungkin timbul ketika kondisi asam lambung Anda memburuk adalah:
- Suara menjadi serak atau sering berdeham
- Batuk
- Rasa nyeri di dada
- Perasaan mual
- Kesulitan atau nyeri saat menelan.
Jika Anda mengalami beberapa gejala tersebut, segera hubungi dokter untuk mengetahui kondisi dan cara penanganannya.
Membiarkan asam lambung dan GERD dengan tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi serius.
Risiko komplikasi asam lambung
Asam lambung kronis atau GERD, ketika tidak diobati dapat mengakibatkan beberapa komplikasi serius, termasuk esofagitis dan barrett esofagus.
Berikut beberapa risiko komplikasi akibat asam lambung kronis atau GERD:
1. Esophagitis, peradangan pada jaringan di kerongkongan
Asam lambung dapat memecah jaringan di kerongkongan, menyebabkan peradangan, pendarahan, dan terkadang luka terbuka.
Esophagitis dapat sangat bervariasi sesuai tingkat keparahan, kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit dan membuat sulit menelan.
Dalam kasus yang parah, esophagitis mengakibatkan erosi yang luas, ulserasi dan penyempitan kerongkongan.
Esofagitis juga dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal yang dapat muncul sebagai anemia, hematemesis, muntah darah, melena, hingga hematochezia.
2. Striktur esofagus, penyempitan kerongkongan
Kerusakan pada esofagus bagian bawah akibat asam lambung menyebabkan terbentuknya jaringan parut, yang dapat mempersempit jalur makanan dan menyebabkan masalah menelan.
Peradangan esofagus kronis dari paparan asam yang berkelanjutan juga dapat menyebabkan perkembangan striktur peptik, biasanya muncul dengan keluhan utama disfagia.
3. Barrett’s esophagus
Kerusakan akibat asam dapat menyebabkan perubahan pada jaringan yang melapisi esofagus bagian bawah. Ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kerongkongan.
Pasien dengan asam lambung persisten mungkin berisiko mengalami barrett’s esofagus, yang didefinisikan sebagai metaplasia usus esofagus.
Epitel sel skuamosa normal kerongkongan digantikan oleh epitel kolumnar dengan sel goblet, sebagai respons terhadap paparan asam.
Perubahan barrett’s esofagus dapat meluas secara proksimal dari gastroesophageal junction (GEJ) dan berpotensi berkembang menjadi adenokarsinoma esofagus.
Sumber : kompas.com