SURABAYA, hks-news.com|
Wajah-wajah sedih tampak dari raut wajah delapan siswa SMK Prapanca 2 Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (6/5/2023). Mereka tidak diluluskan oleh pihak sekolah imbas dari konflik antara pihak sekolah dengan yayasan.
Kedelapan siswa SMK yang berlokasi di Jalan Nginden Intan Timur 1 Nomor 20 Surabaya yang tidak lulus ini terdiri dari dua siswi dan enam siswa. Tak hanya sedih, para pelajar yang dinyatakan tidak lulus merasa kecewa karena merasa menjadi korban kesewenangan sekolah tersebut.
Tidak hanya para siswa, kesedihan juga dirasakan orang tua wali murid yang tidak lulus. Mereka mendampingi anak-anaknya saat dipanggil pihak yayasan baru di sekolah. Sejumlah guru memberikan arahan dan motivasi kepada delapan anak didiknya yang tidak lulus ini agar tetap semangat dan tidak patah arang.
Salah seorang siswi SMK Prapanca 2, Meysia Maulidah mengaku dirinya dan teman-temannya merasa sedih karena tidak lulus. Selama ini, Meysia dan tujuh temannya mengikuti proses belajar mengajar dan mengerjakan tugas sekolah serta mengikuti ujian sekolah dengan baik. Mereka tidak tahu mengapa tidak diluluskan oleh pihak sekolah.
“Jujur, saat ini sedih banget. Kami sudah melaksanakan tugas-tugas kami di sekolah ini. Tetapi kenapa ujung-ujungnya kami tidak lulus. Kami juga mengikuti pelajaran dan ujian dengan baik,” ungkap Meysia Maulidah, Sabtu (6/5/2023).
Meysia dan tujuh siswa SMK Prapanca 2 mempertanyakan keputusan pihak sekolah tidak meluluskan mereka. Meysia berharap keputusan itu dapat berubah sehingga dirinya dan tujuh siswa lainnya dapat meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi.
“Kami kecewa sekali tidak diluluskan. Kami mempertanyakan ini sampai ke dinas, pihak sekolah dan yayasan juga memperjuangkan kami sebagai siswa untuk bisa lulus. Kami berharap bisa lulus sehingga bisa melanjutkaan ke jenjang berikutnya,” imbuhnya.
Harapan yang sama juga disampaikan Anan Sholeh, siswa SMK Prapanca 2 yang juga tidak diluluskan pihak sekolah. Dia tidak habis pikir pihak sekolah tidak meluluskannya bersama 7 temannya yang lain. Anan mengaku mengetahui adanya konflik antara pihak sekolah dengan yayasan. Namun, konflik itu seharusnya tidak menyeret anak didik.
“Kami ini korban dari kesewenang-wenangan pihak sekolah yang tidak meluluskan kami. Sungguh kami sangat sedih dan kecewa. Kami berharap pemerintah bisa membantu permasalah kami ini,” protes Sholeh.
Semenara itu Suko Harjono, ketua yayasan yang baru di sekolah ini menyebutkan, delapan siswa yang tidak lulus ini merupakan korban persekongkolan jahat antara yayasan lama dengan pihak sekolah.
Menurutnya, delapan siswa ini dinyatakan tidak lulus karena tetap memilih bertahan di sekolah dalam naungan yayasan yang baru. Dikatakan, delapan siswa ini tidak diperbolehkan ujian bersama siswa lainnya yang memilih belajar pada sekolah dalam naungan yayasan lama. Suko mengaku sudah menyampaikan persoalan tersebut ke pengawas pendidikan Jawa Timur.
“Ini persekongkolan jahat pihak yayasan lama dengan sekolah. Ya, ini buntut dari konflik yang terjadi pada Januari lalu. Ini sudah di-setting oleh mereka. Kami sebenarnya sudah menemui Bu Henny sebagai Pengawas Pendidikan Jawa Timur. Bahwa mereka, anak anak ini tidak diperbolehkan ikut ujian, dan akhirnya tidak diluluskan. Tolong mohon Pak Menteri dan Pak Presiden Jokowi, ini adalah penelantaran anak-anak bangsa. Kami memang ada konflik dengan mereka tetapi jangan dikorbankan anak anak ini,” harap Suko.
Sumber : BERITASATU.com