Budaya anti-matematika saat ini marak di kalangan para remaja inggris, namun Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak berencana menjadikan pendidikan matematika sebagai mata pelajaran wajib hingga usia 18 tahun. Hal ini dilakukan untuk menumbangkan budaya anti-matematika.
Melansir dari laman The Guardian, Sunak dalam pidatonya Senin (17/4/2023) lalu menjelaskan bahwa berhitung adalah kemampuan dasar.
Jika tak dipelajari, sambungnya, kecakapan numerasi yang buruk akan menyulitkan pemberi kerja dan merugikan ekonomi Inggris hingga puluhan miliar pound sterling per tahun.
“Kita harus mengubah pola pikir anti-matematika ini. Kita harus mulai menghargai kemampuan berhitung apa adanya – keterampilan kunci yang sama pentingnya dengan membaca,” ujar Sunak.
Sebenarnya, bagaimana sih keadaan pendidikan matematika di Inggris saat ini? Yuk simak penjelasannya.
Keadaan Pendidikan Matematika di Inggris
Sunak menjelaskan, gagasan wajib belajar matematika bagi siswa ini adalah upaya menumbangkan budaya anti-matematika yang mengakar pada remaja Inggris. Menurutnya, budaya anti-matematika menghambat siswa Inggris dalam meningkatkan kemampuan berhitungnya.
Melansir dari laman Daily Mail, Inggris masuk liga pendidikan internasional selama beberapa dekade terakhir.
Namun, Inggris juga menjadi salah satu negara dengan kompetensi rendah soal berhitung di antara 38 anggota kelompok negara maju Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Lebih dari 8 juta orang dewasa di Inggris memiliki keterampilan berhitung seperti anak berusia sembilan tahun. Sepertiga siswa di sekolah pun disebut gagal lulus ujian matematika GCSE.
Survey mengungkap bahwa hampir dua pertiga siswa tidak memiliki keterampilan matematika dasar pada usia 16 tahun.
Sunak menjelaskan, reformasi besar pemikiran anti-matematika tersebut akan berlangsung dalam jangka panjang. Saat ini, ia telah membentuk kelompok ahli yang terdiri dari pakar matematika dan bisnis.
Kelompok ahli ini diminta untuk menyusun konten matematika yang diperlukan. Para pakar dijadwalkan untuk menyampaikan proposalnya pada Juli mendatang.
Krisis Guru Matematika
Para ahli mencatat, 12% pelajaran matematika di sekolah menengah di Inggris diajarkan guru yang belum belajar matematika tingkat lebih tinggi.
Karenanya, target rekrutmen calon guru baru, terutama mata pelajaran matematika, belum tercapai selama lebih dari satu dekade. Padahal, targetnya telah diturunkan sejak tahun 2019.
Sekretaris Pendidikan, Gillian Keegan melansir dari BBC menyatakan, kini pihaknya menunggu temuan kelompok penasihat ahli untuk menentukan berapa banyak yang guru yang dibutuhkan. Terutama untuk memenuhi janji Rishi Sunak.
Para ahli tersebut akan bertugas untuk melihat bagaimana negara lain mengajarkan matematika pada masyarakatnya. Selain itu, mereka akan mempertimbangkan bagaimana cara agar guru bisa menggunakan teknologi untuk program ini.
Rishi Sunak berupaya untuk merekrut tenaga sukarela bagi guru matematika di sekolah dasar. Ia juga akan memperluas penyebaran pusat pembelajaran matematika di seluruh Inggris untuk meningkatkan standar pengajaran matematika.
Dr Mary Bousted, Sekretaris Jenderal Gabungan dari Persatuan Pendidikan Nasional Inggris mengatakan, pendidikan di Inggris tengah mengalami krisis retensi guru. Hal ini timbul karena gaji rendah dan beban kerja yang berlebihan bagi para guru di Inggris.
Bousted menambahan, guru-guru di Inggris juga mengalami keadaan yang tak menyenangkan setelah serikat pekerja menolak tawaran gaji pemerintah di tahun 2022.
Mary menyarankan agar pemerintah bisa merekrut lebih banyak guru matematika bila ingin memberantas pola pikir anti-matematika.
sumber : detik