SURABAYA, hks-news.com|

Stetoskop menjadi alat kesehatan yang kerap digunakan oleh mahasiswa atau tenaga kesehatan. Ada yang perlu diperhatikan saat penggunaan stetoskop adalah ia harus benar-benar terpasang pada kedua telinga dengan benar. Bagi mahasiswa dan tenaga kesehatan yang menggunakan hijab, pemasangan stetoskop pada telinga menjadi tantangan sendiri.

Kini hal tersebut tak lagi jadi masalah berarti. Sebab, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) membuat hijab yang dapat dipasangkan stetoskop dari luar. Hijab stetoskop friendly yang dibuat oleh Dianira Hanum Febia Alifadiningrat SKed tersebut kini menjadi ladang bisnis baginya.

Hanum menceritakan bahwa keinginannya untuk berbisnis sudah muncul sejak lama. Di sisi lain ia sedang menjalankan program co-ass yang membutuhkan penggunaan stetoskop dengan cepat dan tepat. 

“Tapi kalau hijab yang biasa itu nggak bisa cepat kalau pakai stetoskop karena harus masuk ke dalam hijab. Kalau dipasangkan dari luar nggak terdengar,” katanya.

Sempat Gagal

Sebelum meluncurkan produknya, Hanum mencoba merancang berbagai pola. Model pertama yang menjadi percobaannya ialah sang ibunda. Namun percobaannya ini sempat mengalami kegagalan.

“Mencari model yang pas dengan telinga itu cukup sulit karena bentuk setiap orang berbeda. Pertama coba mama yang menjadi model tapi karena kepalanya kecil, kalau hijabnya dipakai orang lain lubang telinganya nggak pas,” ceritanya.

Kegagalan dan kerugian yang dihadapi tidak membuatnya patah semangat. Berbagai percobaan telah dilakukan sampai akhirnya menemukan pola yang tepat. Ia bekerja sama dengan penjahit di sekitar lingkungannya untuk membantu dalam membuat produk hijab tersebut.

Ciri Khas

Produk yang diberi nama Fovea Hijab tersebut memiliki ciri khas tersendiri dibanding dengan produk yang sudah ada. Hijab ini juga bisa digunakan oleh semua kalangan masyarakat. 

“Bisa dipakai siapa saja untuk pasang masker atau pakai headset jadi lebih gampang,” jelasnya.

Lebih lanjut Hanum mengungkapkan bahwa kualitas hijab yang ia buat sesuai dengan harga yang ia tawarkan. 

“Harganya terjangkau dengan kualitas yang premium. Bikin pede juga, mudah dibentuk dan tegak paripurna, nggak mudah berantakan,” ungkap Hanum.

Modal yang digunakan Hanum tidak banyak. Awalnya, hanya memproduksi 30 buah hijab. Seiring dengan berkembangnya bisnis, sekarang ia bisa membuat 100 buah hijab dalam dua minggu.

“Bisnis dengan modal yang besar risikonya juga besar. Sekarang modalnya sudah kembali dan keuntungannya lebih banyak,” ujarnya.

Harapan

Ia berharap Fovea Hijab bisa berkembang lebih pesat dan semakin bermanfaat untuk mahasiswa atau tenaga kesehatan. 

“Bisnis ini tidak hanya sekedar mencari keuntungan tapi juga menebar manfaat untuk teman-teman sejawat. Semoga semakin berkembang dalam jumlah produksi dan punya tim sendiri nantinya,” tutupnya. (Yul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *